Jumat, 15 Juli 2011

MISTERI SI KUNTI

waaaah , ini yg kasih ide pada suka horor ya :D

bnyak yg kirim cerita , tp yg ini kalo di baca bagus gan ..
coba aja lo baca" aja dulu , pasti seru ..

 SELAMAT MEMBACA GAN ..



Waduh kemaleman lagi neh. Kebut aja deh. Tambah gas. Ga beres Bos Jarot nih. Lembur nggak tanggung-tanggung. Ini sih kerja rodi namanya, bukan lembur. Segala nyetir keluar kota mesti aku yang diutus, weleeh. Yang laen kan bisa? Huh!

Dah hampir tengah malem pula. Untung jalanan dah sepi. Bisa geber abis gasku. Baru kali ini aku lega karena ga ikutan modif knalpotku. Wahaha. Bayangin aja kalo sepi gini tiba-tiba suara cempreng knalpot membahana. Weks, orang tidur bisa langsung mati kali, kena serangan jantung.

Nah tuh dia udah hampir sampai jembatan rubuh. Haha. Ya iyalah rubuh. Mana ada jembatan berdiri. Ga bisa lewat dong kita? Mo langsung vertikal ke langit?

Duh jadi deg-degan deh. Asem! Gara-gara si Bos nih, tengah malem gini malah harus lewat di jembatan Ancol...wehehe saking seremnya jadi dinamain kayak jembatannya Si Manis tuh.

Kata Gombing sih, jangan liat spion deeh. Lah kalo emang hantu... kan ga bisa diliat dari cermin kan? Ehm, mitos aja kali.

Aduk Mak...tuh dia jembatannya dah muncul. Semoga ga ada apa-apa yang muncul. Aduh Noy...napa juga sih kamu pulang, napa ga nginep di kantor aja sih. Ntar kalo ketemu setan gimana nih.

Kinoy komat-kamit merapal segala macem doa yang terlintas di kepalanya. Dan dengan segala ketakutan yang membuat kuduknya meremang, Kinoy bukannya menancap abis gas motornya, dia malah merenggangkan genggamannya pelan-pelan. Seperti ada daya tarik magis saat dia semakin mendekat ke jembatan itu. Kinoy pun tak tahu kenapa.

Jembatan itu cukup lebar. Selebar jalan raya ini. Pohon-pohonan di tiap sampingnya menambah seram suasana. Cukup rimbun. Bambu-bambu yang tinggi, tunas-tunasnya ramai memucuk. Apalagi dekat daerah persawahan yang luas itu, sepinya semakin menggigit. Gesekan dedaunan melantunkan simfoni malam yang menyayat. Melengkapi suasana horor di hati Kinoy.

Begitu sampai di pertengahan jembatan, Kinoy malah menghentikan sama sekali mesin motornya. Benar-benar ga masuk akal. Katanya takut. Katanya horor, lha kok malah madheg jegreg.

Kinoy menatap heran ke samping kiri jalan, tanpa horor sedikitpun, pada perempuan setengah baya yang duduk di pagar jembatan, yang menatap balik padanya. Pandangan matanya sendu. Sedih. Mengharap. Tapi juga... putus asa. Kinoy merasa sakit untuknya. Untuk beberapa saat mereka hanya berpandangan.

Cantik, batin Kinoy. Tapi sedih sekali. Kasihan sekali. Rasanya aku ingin ke sana merengkuhnya. Blus sutera biru laut dan rok hitam panjang itu sesuai banget buat wajah cantik yang sedih itu. Rambut ikal sebahu yang hitam membingkai wajah ovalnya yang pucat.

“Kamu Kinoy,” suara gadis itu, ringan, bening mendenting. Memecah hening malam, menyela gemerisik daun-daun rimbun.

Kalimat itu bukan bertanya, pikir Kinoy. Hanya menegaskan. Dia sudah tahu namaku. Darimana? Ha ha, jadi berasa seleb deh.

Jadi Kinoy hanya mengangguk sekali. Dia tak merasa perlu untuk mempertanyakan darimana gadis itu tahu namanya.

“Kamu?”, tanya Kinoy, masih terpesona.

Gadis itu tersenyum, membuka sedikit bibirnya, memperlihatkan sederet gigi miji timun yang putih bersih. “Kunti.”

“Kunti...as in...Dewi Kunti, istri Pandu Dewanata? Nama yang cantik.” Kinoy menimpalinya pelan. Dan dalam hatinya dia menyambung, “Dan nama yang membawa nasib yang menyedihkan. Bunuh diri, membakar diri, untuk menemani sang suami yang mati duluan.” Dan mengapa nama itu sepertinya pas banget buat Kunti, seolah dia memang bernasib sesedih itu? Benak Kinoy penuh tanya, tapi tak dilontarkannya. Kinoy hanya berharap mereka masih bisa terus bicara. Memandangnya dan bicara dengannya bagai sebuah kemewahan yang indah bagi Kinoy.

Kunti hanya tersenyum sedih mendengar komentar Kinoy tentang namanya. Gigi-giginya kembali bersembunyi dalam bibir tipisnya.

“Kau tak berpikir namaku Kunti...as in... Kuntilanak.” Tiba-tiba Kunti menyeringai.
Nampak gigi taringnya yang putih. Tetap cantik. Tapi... jahat!

Seperti melayang, Kunti tiba-tiba mencekik Kinoy. Jantung Kinoy berdegup kencang. Kaki-kakinya gemetar. Rasa kagum bercampur dengan takut. Kagum sekaligus takut pada si cantik nan beringas mengerikan. Cantik, kuat, jaat.

“Akkk.. Kau.. mau bunuh aku??”, serak Kinoy bertanya serak, pasrah tanpa bisa membela diri.

Kunti tersenyum miring, sinis,”Mudah saja buatku melakukannya, kau tahu.” Lalu dia merenggangkan cengkeramannya. Kunti tertawa pelan, “Bahkan kau tak bertanya sedikit pun tentang tempat dan waktuku muncul di hadapanmu. Naif sekali, Kinoy.”

Tergagap, Kinoy menegakkan kakinya yang limbung, “Jadi kau...kuntilanak, bukankah seharusnya kau lebih menyeramkan, maksudku...kau...cantik.”

“Kami jin, atau makhluk halus, atau lelembut, terserah bagaimana kau menyebutnya... kami bisa mengubah bentuk kami sesuka kami. Mungkin kau pernah dengar cerita tentang seorang istri yang tidur dengan suaminya yang mendadak batal pergi ke luar kota? Seminggu kemudian suaminya datang dari kota, sangat rindu bercinta dengannya, sedangkan si istri tak merasa sekangen itu, karena suaminya bersamanya terus semingguan itu.”

Perubahan wajah Kinoy seperti mewakili pemahaman barunya. Pelan tapi pasti pemahaman itu merasuki kesadarannya. Jadi itu sebabnya, batin Kinoy, mengapa pasutri yang mau bercinta kudu berdo’a dulu. Agar tak ada jin yang ikutan nebeng? Wah, kalo saja aku punya sedikit kemampuan jin gendruwo itu, pikirnya nakal. Hush! Sergah sisi batinnya yang lain. Oke, fokus ke si Kunti cantik ini.

“Jadi, ini bukan wujud aslimu?”, tanya Kinoy.

“Hmmh, kalian manusia tak kan pernah tahu,” senyum misterius kembali menyulam bibir pink itu.

“Oke...kalo gitu Kunti, apa yang kau lakukan disini? Mencari korban untuk...apa?” Kinoy tak tahu apa tepatnya korban bagi lelembut cantik ini.

“Aku sudah lama ngikutin kamu, Noy. Karena aku terkesan padamu. Kamu orang yang...baik,” Kunti membuat pengakuan itu. “Aku hanya ingin ngobrol saja denganmu. Boleh kan?” pinta Kunti.

“Aku...lebih dari senang bisa ngobrol sama kamu juga,” aku Kinoy, tersipu, tersanjung. Gila! Baru saja dia lolos dari cengkeraman tangan Kunti yang super itu, dan sekarang...tersanjung karena Kunti... ingin...ngobrol. I must be crazy! Teriak Kinoy dalam hati.

“Yah, sampai ketemu lagi, kapan-kapan,” kata Kunti. “Mungkin saja aku tiba-tiba ada di kantormu, jadi jangan kaget ya.”

Enggan pergi meninggalkan Kunti, Kinoy bertanya lagi,”Mmm, dimana kau tinggal, Kunti?” Dan Kinoy merasa itu adalah pertanyaan yang bodoh. Tentu saja di kuburan kan, pikirnya. Damn!

“Pasti kau memikirkan tempat sepi macam kuburan sebagai rumahku kan? Atau sebuah puri atau kastil yang menyepi dari keramaian? Rumah kami, para jin, ada di tempat yang berbeda dari dimensi kalian. Kami bisa melihat kalian dari tempat kami, tapi kalian tak bisa melihat kami.” Jawab Kunti misterius.

Kinoy cuma melongo mendengarnya. Tak bisa membayangkan sedikitpun dunia para makhluk halus. “Oooh, oke. Kalo gitu... sampai ketemu lagi ya.” Ragu-ragu dia kembali ke motornya. Berjalan mundur sambil memperhatikan Kunti. Menancapkan memori tentang wajah dan rambut ikal itu. Melambaikan tangannya pada Kunti, Kinoy memasang jaket dan kacamata htamnya. Lalu melihat ke arah Kunti lagi.

“Pergilah,” kata Kunti agar Kinoy bisa lebih legowo untuk pulang malam itu. Lalu sepeda motor itu melesat memecah hening malam.
****
Wow. Aku bertemu dengan gadis tercantik, teranggun di dunia...dan ternyata dia dari jenis makhluk yang berbeda. Duuh, nasib... nasib. Hmm, I wonder... apa aku bisa menikah dengan jin? Aku sama sekali ngga pernah berpikir tentang ini. Apakah ini mustahil? Dan lebih lucu lagi karena dia juga, kelihatannya siih, dia juga suka padaku. Ge er kah aku? Kayaknya aku udah mulai gila nih. Ge er ditaksir oleh jin cantik. Kayak di film Jeanny oh Jeanny saja.

Kalo aku ceritain ini sama Bos Jarot, apa doi bakal percaya ya? Aku bener-bener butuh second opinion nih. Siapa tahu doi kenal seseorang yang ngerti hal ghoib beginian.

***
“Noy. Nih, tolong anter file ini ke Pak Bupati ya. Sekalian kamu yakinkan beliau untuk menerima usulan proyek kita.”

“Oh. Oke Bos. Kamu sendiri ngga mau ketemu si Bapak toh? Bukannya kemaren kamu bilang ada janji sama beliau?”

“Ngga bisa, Noy. Aku harus nunggu klien setengah jam lagi. Penting mereka ini. Makanya, kamu aja yang ke sana ya. Ngga pa-pa kan?”

“Woke kalo gitu... Ngg, Bos, manusia ama jin tuh bisa nikah ngga sih? Kamu tahu tentang ini ngga?”

“Haa?” Bengong Bos Jarot mendengar pertanyaan yang tiba-tiba itu. Entah karena tiba-tiba ditanya atau karena pertanyaannya yang aneh. Tiba-tiba Jarot tertawa ngakak. Cukup lama. Dia tertawa sampai perutnya sakit dan mata nrocoh, terbit air matanya. Setelah mereda tawanya dia baru bisa ngomong,”Kesambet setan mana sih kamu, Noy? Tumben-tumbenan nanya pernikahan. Jin lagi pasangannya. Jangan kau kira aku bakal terkibuli dengan gaya nanya yang SOK nyantei itu.” Jarot menyipitkan matanya menatap mata Kinoy. Mengebor kedalamannya seolah dengan begitu semua kebenaran di hati Kinoy akan terpampang.

Bahu Kinoy berjengit sedikit mendengar betapa sobatnya yang juga bosnya itu sangat mengenalnya sampai tahu maksud pertanyaan santai tapi seriusnya. Dan dia semakin nervous dengan pencarian Jarot ke dalam matanya. Damn! Aku seperti anak ayam yang ngga mungkin nantang diadu dengan Si Jago. Tapi jelas Jarot ngga percaya kalo aku bilang sekedar penasaran sama gosip tentang orang yang nikah sama jin. Emang bukan kebiasaanku ngomongin gosip. Bleh!

“Jadi? Apa kau bener-bener kesambet setan? Apa karena ngotot pulang tengah malem kemaren?”

Tersenyum kecut, Kinoy mengangkat bahunya.

“Yaa ampuun. Dimana? Gimana? Ceritain... selengkap-lengkapnya. Tapi nanti. Ini klien udah mau datang. Oke, Noy?”

“Hhh, woke..woke... .” Sambil ngeloyor ke parkiran deket lobi kantor. Dasar otoriter! Rutuk Kinoy dalam hati. Ah, sudahlah ntar diceritain apa adanya aja deh. Nothing to loose ini.

Di parkiran, Kinoy terlonjak kaget saat mau menstarter motornya. Hampir saja dia menubruk Kunti.

“Wew, Kunti. Kau bener-bener muncul di siang bolong. Wah..wah..,” girang Kinoy melihatnya. “Tapi ngga apa-apa nih kalau ada orang lain lihat kamu?” tanyanya, tidak setuju dengan kemunculan Kunti di tempat publik, sambil celingukan takut ada orang lain memergoki keberadaan Kunti.

“Hanya orang yang kami kehendaki yang bisa melihat kami. Aku aman.” Geli, Kunti tersenyum melihat polah Kinoy. “Aku dibonceng ya, Noy.”

“Bukankah kau bisa terbang atau teleport atau semacam itu? Atau jin jaman sekarang suka pake ojek?” ledek Kinoy sambil nyengir kuda, padahal hatinya berbunga-bunga karena akan membonceng cewe cantik, walaupun ngga bisa pamer ke siapapun. Karena ngga akan ada yang lihat Kunti.

“Atau kau saja yang kugendong sambil terbang, hm?” tantang Kunti.

Kinoy melongo, lalu memutar bola matanya ke atas. “Woke, sini aku boncengin.”

Motor melaju membelah arus lalu lintas yang cukup padat dan panas. Tapi semua itu tak sanggup merusak mood Kinoy dan Kunti. Mereka terlalu asyik bertukar kata.

Asyik sekali hari, gumam Kinoy. Ngebut sekenceng ini dan ngga nabrak apapun.
Kayaknya jalan raya yang padat ini gampang aja buat motorku. Nyelip ke tengah keramaian, tapi tetap melaju dengan mulus. This is awesome! Ini ngga nyata. Aku yakin itu. Pasti karena boncengin Kunti. Jin bisa melakukan ini kan. Pasti. Supranatural. Uh! Kereen, hati Kinoy bersorak.

***

Cerpen Misteri Mistis I Am Not (One) Of Them

Mungkin orang-orang telah memasukkanku ke dalam daftar orang yang perlu dimusuhi. Aku tahu sikapku menyebalkan, sewenang-wenang pada bawahan, sering bertengkar dengan istri tentang soal-soal kecil, tak hadir di setiap acara anakku, tak pernah menyapa tetangga, dan masih banyak lainnya.
 Aku tahu dosaku sudah begitu besar. Tapi sekarang sudah terlambat, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi.
Semua dimulai beberapa bulan lalu.

(* * *)

Berita di televisi menyebutkan ada beberapa orang terbunuh dengan sadis, namun semakin lama korbannya semakin banyak. Polisi pada awalnya mengira bahwa itu adalah perbuatan seorang pembunuh berantai, namun dugaan polisi salah.
Suatu ketika saat aku makan di restoran, tiba-tiba seorang gelandangan masuk. Wajahnya pucat dengan liur meleleh, bajunya compang-camping, badannya kurus kering dan jalannya terseok-seok. Beberapa orang berteriak memanggil petugas keamanan. Namun apa yang terjadi saat petugas keamanan berusaha mengusirnya ?
Gelandangan itu menggigit petugas keamanan tersebut dengan liar, dapat kulihat kebuasan di matanya, haus dan lapar. Seperti harimau sedang menerkam mangsanya.
Orang-orang berteriak lagi, dan mulai berlari keluar restoran.
Aku melihat bagaimana gelandangan itu memakan petugas keamanan, darahnya berceceran. Aku tak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya, kuputuskan untuk ikut pergi menyelamatkan diri.
Mungkinkah dugaanku benar ? Apakah dia adalah zombie ? Bukankah zombie hanya fiksi sains yang dibuat para kreator untuk menarik keuntungan ?

(* * *)

Tak butuh waktu lama bagi virus zombie untuk mewabah. Sekitar 60 % warga Manhattan telah menjadi zombie. Ini adalah epidemi. Aku tak tahu apa yang akan dilakukan pemerintah untuk menghentikan epidemi ini.
Aku dan keluargaku bertahan dirumah, sementara persediaan makanan semakin habis. Kami kebingungan. Dan keputusan radikal pun kuambil, meninggalkan rumah.
Kami berangkat dengan Jeep pada siang hari. Dengan perbekalan terbatas dan persenjataan ala kadarnya, hanya pisau dapur dan peralatan dapur lainnya. Kami berangkat menuju sebuah mall ditengah kota, kabarnya disana adalah shelter.
Jalanan kota sepi, mobil-mobil berserakan. Persis seperti apa yang aku tonton di Resident Evil atau I am Legend. Ini mengerikan, jantungku tak bisa berhenti berdegup kencang sampai-sampai aku sendiri bisa mendengar suara jantungku. Tanganku gemetaran memegang setir dan keringat dingin mengucur dari tubuhku.
Entah bagaimana suasana hati istri dan anak-anakku. Ekspresi ketakutan jelas tersirat di wajah mereka. Dengan pandangan waspada, dan pisau yang selalu tergenggam.
Dan akhirnya kami pun sampai. Mall ini tak seperti shelter, sepi. Sama seperti jalanan yang kami lewati
tadi. Kami pun mencoba masuk.
Bagian dalam mall berantakan, rak-rak jatuh, bungkus-bungkus makanan berserakan, dan kulihat beberapa bercak darah di lantai. Aku semakin tak yakin bahwa ini adalah shelter. Sepertinya berita di televisi itu palsu.
Kami berjalan pelan-pelan. Kuyakinkan istriku bahwa disini bukanlah shelter, namun dia masih saja percaya. Kugenggam pisauku erat, firasatku berkata buruk. Sangat buruk. Seburuk keadaan mall yang semakin ke dalam semakin gelap.
“ Kau yakin ini shelter ? tanyaku lagi.
“ Yakin. “ jawabnya mantap.
Keadaan semakin gelap saat kami berjalan ke dalam. Tiba-tiba kurasa aku menginjak sesuatu, lalu kupungut.
Sebuah jari tangan.
Tiba-tiba seorang zombie muncul di depan kami, nyaris menerkam istriku. Aku panik dan menarik tangan istriku lalu berlari sekencang-kencangnya.
Saat sampai di jeep kami baru sadar bahwa anak kami tertinggal di mall. Istriku panik dan meracau tidak karuan, menyalahkanku, mengumpat dan memukulku.
Kurasa bukan waktu yang tepat untuk bertengkar, kami putuskan untuk kembali ke dalam. Berharap anak kami tidak apa-apa.

(* * *)

Kami mencari ditengah kegelapan, namun tidak menemukan apa-apa. Dan akhirnya aku melihat setumpuk sesuatu di kejauhan.
“ Apa itu ? “ Tanya istriku bersembunyi di balik punggunggku.
Aku sedikit mendekat untuk melihatnya, ternyata itu adalah tumpukan zombie, dan sepertinya sedang memperebutkan sesuatu.
Sayup-sayup kudengar suara minta tolong dari kerumunan itu. Suara yang lirih dan penuh rasa sakit. Kuyakinkan telingaku.
“ Itu anak kita ! “ teriak istriku.
Teriakan istriku membuat para zombie menoleh. Otakku kosong, tak tahu apa yang harus kulakukan dengan sebilah pisau dapur di tanganku.
Aku masih ingat rasa sakit itu, dikoyak, digigit. Aku merasa seperti sapi yang diterkam singa, segerombolan singa.
Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Saat kubuka mataku kuharap aku ada di surga.

(* * *)

Namun tidak, aku tersadar di lantai mall.
Rasa sakit hilang dari tubuhku, kucoba untuk melihat kondisi tubuhku.
Ya Tuhan, tangan kiriku tinggal tulang. Aku sama sekali tidak bisa menggerakkannya. Sedangkan bagian tubuhku yang lainnya lebih mengenaskan.
Aku berjalan terseok-seok seperti zombie lainnya, sepertinya kaki kananku patah.
Lalu aku duduk di pojokan mall, menatap langit-langit. Sementara itu para zombie masih berkeliaran dengan linglung. Beberapa ada yang saling bertabrakan berulang kali. Idiot.
Kulihat seorang zombie berjalan melintasiku. Aku mengenalnya, dia adalah istriku, Stella. Kondisinya tak beda denganku, sama-sama mengenaskan. Aku bangun dari tempatku duduk dan memanggilnya.
“ St..e..lla.. “
Oh suaraku sungguh parau.
Kuberanikan diri untuk menepuk bahunya, dan dia menoleh. Namun tak ada tanggapan, lalu dia melanjutkan berjalan lagi.
Apa yang terjadi ? Apa aku adalah satu-satunya zombie yang masih memiliki sisi manusia ?
Aku pun kembali duduk. Tiba-tiba rasa lapar menyerangku. Rasa lapar yang amat sangat, seolah sudah tidak makan 100 tahun. Lapar. Lapar sekali.
Aku mengambil sebungkus snack favoritku di salah satu rak. Dan kulahap hingga habis, tak ada rasanya. Seperti mengunyah kardus.
Kulahap makanan yang lain, sama. Seperti kardus.
Aku tak tahu apa yang bisa menyelamatkanku dari rasa lapar ini. Rasanya sungguh menyakitkan. Aku pun berbaring di lantai, berharap bisa menghilangkan rasa laparku.
Tiba-tiba para zombie berjalan ke satu arah. Aku pun bangun dan mengikuti arah mereka berjalan. Lalu aku melihat seorang wanita yang dipojokkan oleh zombie. Aku tahu dia ketakutan, dan aku tahu tak ada yang bisa ia lakukan lagi.
Kubiarkan insting zombieku menguasai diriku.
Mataku buta, tak bisa melihat apa-apa lagi. Hanya rasa daging dan darah yang kuingat. Semua untuk memuaskan nafsu zombieku.
Setelah sadar, kudapati diriku ditengah ceceran darah. Kulihat wanita itu belum menjadi zombie. Sungguh kasihan. Begitu pula diriku.
Tiba-tiba aku merasa mual dan langsung muntah disana. Tak perlu aku deskripsikan apa yang aku muntahkan. Ternyata sisi manusiaku tak bisa menerima apa yang aku makan.
Ya Tuhan. Inikah hukumanmu padaku ? Aku menyesal tak berbuat baik dulu. Mungkin inilah hukuman yang pantas buatku. Menjadi makhluk yang bukan manusia dan juga bukan zombie. Tidak hidup dan tidak pula mati. Sungguh kejam dan menyakitkan. Andai saja aku dulu sungguh-sungguh terjun dari lantai 20 saat ditolak wanita saat SMA, tentu saja aku tidak mengalami hal seperti ini.

(* * *)

Hari ketiga. Aku sudah bisa mengendalikan diriku. Aku hanya makan makanan di mall saja, tidak lagi makan manusia.
Ternyata banyak orang yang tertipu dengan iklan di televisi yang mengatakan bahwa mall ini adalah shelter. Entah apa yang direncanakan pemerintah. Aku tidak ingin berkonspirasi.
Hari-hariku semakin sepi, tak ada yang bisa kuajak bicara. Bahkan istri dan anakku sendiri. Mereka hanya berjalan dengan tubuh yang semakin hancur. Menyedihkan, namun aku tak bisa menangis. Aku berharap untuk mati, tapi tubuh ini tidak bisa mati.
Hari kelimabelas, semakin sedikit orang yang datang kesini.
Namun di hari keenambelas, seorang wanita datang. Dia membawa banyak senjata, mulai dari desert eagle, MP7, AK47, shotgun, L115A1 Magnum Sniper, dan yang paling aneh yaitu katana.
Tiap zombie yang menghampirinya dia tembak dengan gesit, sementara aku sendiri bersembunyi dibalik kegelapan untuk memperhatikan gerak-geriknya.
Benar-benar terlatih. Dia mengisi amunisinya nyaris secepat dia menembak, semua dilakukan tanpa ragu. Dapat kulihat dari matanya yang tersembunyi di balik rambut pirangnya yang panjang.
Wanita itu menembak semua zombie tepat di kepalanya, lalu berjalan dengan santai ke bagian dalam mall.
Satu-persatu senjatanya yang amunisinya habis dilempar begitu saja. Hingga akhirnya dia menggunakan snipernya. Aku tak yakin bahwa sniper seperti itu bisa digunakan untuk pertarungan jarak dekat.
Namun dugaanku salah, tanpa membidik dia bisa menembak kepala para zombie. Kurasa ada yang aneh pada wanita itu.
Lalu wanita itu mengeluarkan sesuatu berbentuk kotak dari tasnya, lalu di taruh begitu saja di lantai mall.
Aku mengambil sebongkah batu di dekatku, lalu kulempar ke arahnya.
Secepat kilat dia mencabut katananya dan menebas batu yang kulempar. Aku yakin bahwa dia bukan manusia. Dia sempat mencari keberadaanku, namun karena dia tak menemukanku dia lalu pergi.
Aku menghampiri kotak yang ia tinggalkan. Ada penunjuk waktunya yang terhitung mundur. 59 detik. Aku pun sadar bahwa itu adalah bom waktu. Keinginanku untuk mati tiba-tiba sirna, aku pun bergegas keluar dari mall dengan langkah terseok.
Akhirnya aku berhasil menyelamatkan diriku dari ledakan itu. Jadi maksud pemerintah membuat propaganda bahwa mall ini adalah shelter adalah untuk memusnahkan zombie dalam satu ledakan. Namun ledakan ini tidak terlalu besar untuk itu. Kurasa masih banyak zombie yang berkeliaran. Teori konspirasi pun muncul di otakku. Aku berpikir untuk memecahkannya, lagipula tak ada hal lain yang bisa kulakukan disini.
Aku mencuri sebuah mobil dari sebuah rumah. Tentu saja tidak ada yang akan menangkapku.
Lalu kuhidupkan radio mobil curianku. Kudengar ada shelter lagi di Vancouver. Kuputuskan untuk kesana, sekedar memastikan.

(* * *)

Setelah perjalanan beberapa hari aku pun sampai di Vancouver, kabarnya shelter itu ada di dekat sebuah bukit. Aku pun memacu mobilku kesana. Hingga sampai di sebuah gerbang kayu yang besar.
Kutekan bel masuknya. Kurasa shelter palsu tak mungkin menggunakan bel seperti ini. Hmm menarik.
Pintu gerbang pun dibuka dan aku masuk.
Kulihat banyak orang disekelilingku, manusia. Sungguh-sungguh manusia, bukan zombie seperti yang kulihat akhir-akhir ini. Aku sangat senang bisa bertemu manusia setelah sekian lama.
Tiba-tiba salah satu dari mereka berteriak “ Zombie ! “
Mereka pun mengambil senjata mereka. Tanpa sempat aku menjelaskan apapun, mereka telah menembakku.
Dapat kurasakan peluru menembus tubuhku, dapat kudengar desingnya lewat disamping telingaku.
Aku pun jatuh ke tanah bersalju.
Akhirnya penderitaanku berakhir. Bebas dari kutukan ini.
  
Bagimana cerpen ini yang berjudul I Am Not (One) Of Them?

Cerpen ini di kirim lewat email gw , yg gw belum sempat tanyain siapa nama dia ..

mungkin ini pengalaman dia atau mungkin ini cuma cerita imajinasi dia doank ..
tp pengirim ini nyuruh gw buat mempostingin cerita dia di blog gw ..
ya karena ceritanya bagus makanya gw posting ni di blog ..

semoga tambah banyak ya pengirim yg selalu ngasih ide buat gw :)
kirim lewat email gw aja , ntar gw poting ke blog gw

tp kalo bisa kasih alamat lengkap donk , jngn yg kemarin" nya

alamatnya : I'M HERE

Cerpen Cinta Remaja Sedih - Saat cinta berkata

Cerpen Cinta

Narayan gelisah di atas tempat tidurnya. matanya terpejam tapi dia belum tertidur sama sekali.
kadan kadang dia menghela nafas panjang, karena pikirannya sudah terfokus untuk esok hari.
apapun yang akan terjadi besok disekolah adalah hal yang baru untuknya.
---
Tiga hari yang lalu saat sepulang sekolah, di samping kelas XII IPS 2.
Narayan menyatakan cinta.
cinta polos pertamanya kepada Elda.
Tak tergambarkan bagaimana keadaan Narayan hari itu.
Dia biasa berlari pagi sejauh Lima kilometer, tapi tak pernah sulit bernafas seperti ini.
badannya gemetar dan begitupun suaranya.
padahal dia sering mewakili kelasnya berpidato di depan anggota osis, dewan guru dan wali murid yang jumlahnya ratusan.
meski sudah mempersiapkan diri hampir setahun, semuanya terlihat kacau.
dan reaksi balik dari Elda membuatnya hampir pingsan ditempat.
Elda sangat tenang berbeda dengan Aryan.
Elda memeluk buku di tangannya, dan memasang senyum termanis.
sebelum berkata apapun dia menatap lembut mata aryan beberapa menit.
Dan menit-menit yang hening itu merupakan detik-detik terlama untuk aryan.

"Aryan..." elda memulai kalimatnya. aryan hampir terjengkang karena lemas.
"ya...El," jawabnya sok tenang, meski tangannya dari tadi keringat dingin.
"aku perlu berpikir...beri aku tiga hari..." Elda memberikan senyumnya lagi.
"baiklah..." Lalu aryan pulang dengan mengutuk dirinya sendiri.

Dalam perjalanan pulang hari itu kata-kata Fikri menghantui kepalanya.
Fikri adalah teman baik Aryan, dan sekaligus lelaki yang amat beruntung di mata aryan.
pacar dan mantan Fikri banyak. berbanding terbalik dengan aryan yang baru jatuh cinta dua tahun terakhir.
dan karena itulah Fikri adalah guru besar Aryan selama dua tahun terakhir.
"Woi kawan, jika nanti dia minta waktu buat berpikir, kau berilah dia waktu. Tapi pulanglah dengan lapang dada jangan terlalu mengaharap lagi.
karena itu artinya kau telah ditolak kawan."
"kok bisa?" tanya aryan polos.
"menurut gurumu ini, wanita itu suka membuat orang yang menyukainya menderita dulu, hahaha"
lalu Fikri menutup pelajaran hari itu, meninggalkan bon bakso dan es teh seperti biasanya kepada aryan.

Dan pendapat fikri ternyata benar.
hampir dua tahun aryan menunjukkan tanda-tanda dia suka kepada elda.
Hampir satu tahun dia belajar mencari momen dan kata-kata yang pas untuk mengungkapkannya.
setelah hampir jatuh karena gugup masih saja wanita pujaannya menunggu 3 hari untuk melengkapi penderitaannya.
dan menurut fikri jawaban yang akan diberikan elda 3 hari nanti hanyalah satu kata "tidak".
wanita ternyata kadang-kadang bisa juga menjadi kejam.
----

Hari ini Aryan datang terlambat. dia bangun kesiangan karena semalam jam empat pagi baru tertidur. itupun bukan tidur yang dia inginkan.
bisa dikatakan aryan pingsan karena kelelahan. karena tiba-tiba saja dia jatuh tertidur dilantai saat sedang merapikan sprei kasurnya yang berantakan karena dia terlalu kasak-kusuk.

Langkahkahnya goyah, dan wajahnya pucat seharian.
pelajaran apa saja yang dia ajarkan gurunya sama sekali tak masuk dikepalanya.
padahal Fikri sudah mencoba sekuat cara menghiburnya.
fikri membuat lelucon terus menerus.
lalu menuliskan nomor hp cewek jomblo nan cantik di buku catatan aryan.
aryan bergeming.

"Tenang dong, siapa tau kau diterimanya." goda fikri.
Senyum aryan mengembang, lalu dia mencerna kembali kata-kata fikri "siapa tahu?"...
itu artinya 50-50...
kebalikan dari diterima adalah..."DITOLAK".... senyum aryan yang tadi sekejap berubah rata.

Bel terakhir berbunyi, lautan putih abu-abu berhamburan pulang.
aryan berjalan pelan menuju tempat penembakan kemarin.
disana Elda sudah berdiri menunggu dan dia memberikan senyum termanis seperti biasanya.

"Hai, el..." sapa aryan lemah.
"aryan... kamu kok keliatan sakit?" elda menatap wajah aryan dari dekat.
"emh, kemaren lupa makan" jawab a
ryan malas.
"ugh, jangan gitu dong..." elda menyadari dia berdiri terlalu dekat dengan aryan. aryan pun ikut mundur.
"tentang kemarin..." aryan dan elda ngomong bersamaan. lalu mereka tertawa kecil.
"aku nggak bisa yan..." jawab elda pelan. Aryan hampir rubuh meski telah matang mempersiapkan diri.
"ya...aku ngerti" jawab aryan cepat.
"ngerti?" tanya Elda menggoda.
"yah, aku juga dah siap kok apapun jawaban kamu... meski sakit" kata aryan memegang dadanya.
elda langsung memegang tangan itu. aryan yang tertunduk menatap wajah elda dengan sisa tenaganya.
"aku kan belum selesai ngomong. aku nggak bisa yan, nggak bisa nolak kamu" Elda tersenyum dan menenangkan tangan aryan yang dingin.
Aryan hampir menangis karena bahagia, inilah rasa bahagia yang tak pernah dirasakannya.
mereka berdua berpegangan tangan dalam waktu yang lama.
dan saat berpisah dijalanan mereka mengucapkan janji-janji manis untuk esok.
saat kejauhan pun mereka masih saling menoleh dan saling tersenyum.

Lalu hari ini aryan pulang dengan perasaan bahagia.
meski tubuhnya semakin lemah karna sakit, tapi sepeda itu mampu di pacunya secepat mungkin.
di dalam pikirannya tak mampu di lepasnya bayang senyum Elda.
dia memejamkan matanya sesaat untuk mengingat kembali saat-saat tadi.
dan tanpa sadar sebuah truk yang remnya rusak mendekatinya dari arah belakang.
suara klakson mobil itu meraung-raung, tapi aryan dan sepedanya terlalu berada di pertengahan jalan.

lalu disana yang terdengar hanya bunyi dentuman yang kencang, di sambut pekik histeris warga yang ada disekitarnya...

smoga cerpen ini bisa memberikan makna yg bagus kepada setiap pembacanya :)

To : Helin PH

Selasa, 12 Juli 2011

CINTA BRONTOSAURUS

Alkisah,ketika duduk di bangku SD,sebut saja Nanda menyukai seorang anak perempuan di kelasnya yg bernama sebut saja Melin.ia memutuskan membuat surat cinta pada gadis pujaannya itu.
memang perlu pengorbanan buat Nanda untuk mengambil hati sang pujaannya.berkali-kali Nanda membuat surat ke Melin, tp ap ? ia hanya bisa melihat surat nya di buang ke tempat sampah dan di bawah meja..

Nanda penah berkata kepada temannya , suatu hari ia bercerita tentang Brontosaurus.binatang purba yg sangat besar dan sangat kuat.dalam ceritanya Nanda bertanya kepda temannya,
Nanda : apakah Brontosaurus itu setia kepada pasangan nya ??
Teman : mungkin tidak , karena setiap binatang  pasti selalu berganti pasangan.
Nanda pun terdiam sejenak

Nanda : tidak , Brontosaurus tidak pernah berganti pasangan , ia selalu setia pada pasangan nya , dan selalu menjaga pasangan nya dengan sekuat raganya

Nanda pun selalu berusaha untuk mendapatkan cintanya Melin.waktu tlah berganti , hari-hari pun tlah berlalu.
waktu terasa cepat baginya .. tiba lah saat dia memberikan sesuatu kepada gadis pujaannya.
tepat pada tanggal 18 desember , hari itu gadis pujaannya ulang tahun , Nanda pun memberikan sebuah kado kepadanya.
tanpa bersalaman , cuma hanya memberikan kado tersebut kepada Melin..

Nanda malu setengah mati , dia takut apa mungkin kado nya sama nasib nya seperti surat-surat nya yg tlah remuk , hancur , kotor , dan berbekas kan debu.

waktu pun tlah sangat cepat berlalu ,
tanpa di sangka mereka tlah lulus.Nanda pun bertekat untuk melupakan Melin.
akan tetapi cintanya slalu untuk Melin...

setiap detik yg tak akan tergantikan saat-saat sekelas bersama dia , mengirimkan surat lewat jendela , lempar"an surat ..
itu yg slalu di ingat Nanda sampai masuk salah 1 SMP yg di bilang lumayan terkenal lah
hahaha :D

dan tenyata Melin jg mendaftar dsana , di SMP itu juga.

Nanda senyum , akan tetapi ia bertekat untuk melupakan Melin.
akan kah kedepannya selalu seperti orang yg tak kenal ??

oke ,
intinya langsung gw ceritain ya !!

pada saat lulus SMP ,
terakhir Nanda merangkul pundak nya Melin saat libur kelulusan.

dan semenjak itu Melin menghilang , Nanda pun gk bisa berbuat apa" lg
hanya kenangan yg selalu menemaninya setiap detik dan detik dan detik lg
hahaha , biar gk stress bacanya :)

waktu semakin lama semakin berlau ,
merka bertemu lg :)

berbeda saat masih kecil" dulu ..
Melin berkata " kamu sekarang udah beda ya "
Nanda pun tersenyum melihat Melin semakin berubah , tp gk semua nya berubah sih.ntar kaya power ranger segala , hahahaha
kok malah nyambung ke situ ??
penulis nya ngawur nih :D

tp itu film kesukaan gw dulu :D

dan selama itu tlah berlalu , mereka pun bisa bersatu setelah 7 thun lebih hanya bisa senyum"

Nanda Melin pun pacaran :)
tp gk asyik kalo gk marahan ( hhaha )

selama 6 bulan berlalu Nanda sngat sayang sama Melin ..

tp apa ??
Melin pindah ke kota lain , untk melanjutkan studi dia disana

lama-lama LDR pun berlangsung ,

akan tetapi cinta mereka gk selalu mulus
hingga sekarang mereka seperti Gajah yg tlah terbengkalai

tidak seperti Brontosaurus yg berbadan besar , dan sangat kuat :)
yg selalu setia pada pasangan nya !!



pertanyaan buat kamu yg pernah aku kasih " KITA INI GAJAH ATAU BRONTOSAURUS "

kamu bilang itu gk nyambung ??

sakit dan seperti terbuang oleh semua mimpimu.

Senin, 11 Juli 2011

LDR ( Long Distance Relationship )

hmmm , gk semua orang bisa menjalankan hubungan jarak jauh ..tp ya inilah yg di alami oleh setiap orang ( ya gk semua nya sih )

bagi orang yg belum pernah mengalami LDR , pasti bakal sulit buatmenjalankan hubungan ini.. tp balik lagi ke pribadi orang tersebut dan juga pribadi pasangan nya ..

selain kepercayaan satu sama lain dalam menjalankan hubungan, saling memberikan support itu penting banget, dimana saat rasanya enggak ada orang yang percaya akan hubungan ini..pasangan qta yang memberikan semangat..bahwa..yang menjalankan hubungan ini adalah qta.. qta yang merasakan, qta yang menjalani, qta yang masing-masing udah tau pribadi pasangan qta masing-masing…

Butuh ikatan komitmen yang kuat diantara gw dan pasangan karna gak mudah menjalani LDR. Banyak godaan dan pemandangan-pemandangan yang buat qta slalu mupeng ( MUka kePENGen ) dan memang untuk mendukung semuanya dibutuhkan komunikasi yang tepat, yaitu komunikasi 2 arah yang enggak hanya mendengarkan 1 orang yang berbicara tentang pandangan dia sendiri, tapi juga komunikasi pasangan yang satu-nya lagi.

Pernah berantem karna salah komunikasi ???
itu sih wajar karena setiap orang yg menjalankan LDR pasti slalu ad yg nama nya salah komunikasi

Komunikasi , ungtung nya kita masih dalam satu perusahaan yang memungkinkan kita untuk bisa berkomunikasi dengan lancar di FB ( FaceBook ) TWITTER , dan telepon jg
kalo lagi berantem ,  lebih baik penyelesaian nya lewat telepon
dan yg penting jangan pernah malu untuk ungkapin hal ini ( kalo gw cinta banget sama dia )
harus sering bilang .. karna tau gk ?? SAY THAT I LOVE U SO MUCH ..itu ngasih semangat buat , begitu jg sebalik nya ..kalo dia cinta kita ..itu ngasih semangat di hati kita

Sabar, aduh.. kalo hal ini emang paling-paling…
Berhubung gw adalah orang yang gak sabaran, tapi dalam LDR ini, gw belajar keSABARan untuk nunggu dia pulang.. untuk nunggu dia bawa gw kesana.. sabar untuk di telpon sama dia..sabar untuk trima sms dia… sabar untuk ketemu sama dia..
dengan SABAR, qta bisa makin dewasa, karna ada hal-hal tertentu untuk mendapatkan sesuatu yag qta inginkan itu enggak mudah didapat gitu aja.. butuh kesabaran dan juga PENGORBANAN.




Banyak pengorbanan-pengorbanan dalam menjalani LDR, sikap mau berkorban demi pasangan qta .. makin membuat qta paham arti L.O.V.E .. gak sedikit yang qta korbanin untuk ngebuat LDR ini berhasil, tentunya selain pulsa ( kartu telpon, sms, dll ) yang pastinya dalam hubungan ini, qta harus ngorbanin perasaan, sifat, sikap qta, yang dulunya egois.. qta harus nurunin ego qta.. yang dulunya gengsi untuk ngelakuiin hal ini-itu, qta harus berkorban untuk nurunin rasa gengsi..

Nikmati aja masa-masa LDR ini, karna dibalik semua ini.. qta bakal dapat harga yang enggak ternilai..
Begitu qta ketemu nanti.. qta bakal makin sayang sama pasangan dan jangan pernah denger hal-hal yang buruk tentang pendapat orang-orang mengenai hubungan LDR ini, karna mereka orang yang takut mencoba tantangan..
makanya.. harus dibuktiin dong.. kalo pendapat mereka tuh salah..

Hidup ini kan penuh tantangan, jadi jangan pernah takut akan hal itu.. karna kalo qta udah cinta sm seseorang, qta bakal melupakan hal itu..
jangan LDR ini dianggap beban… tapi anggap aja LOVE GAMES..
kalo qta menang, qta naik level.. sampai TOP OF LEVEL, qta bakal ngerasaiin bagaimana indahnya jadi pemenang dengan segala usaha yang qta lakukan.
Jadi jangan pernah takut dengan LDR. Kepercayaan dalam diri ngebuat qta makin percaya kalo LDR ini akan berhasil
i love you Unyu !.. with all my heart..